"Love Never Fails"- Fero Walandouw
"Trying to be the best even though I'm definitely not perfect."- Agatha Pricilla

Jumat, 30 Mei 2014

Because of You - Part 6

Yo..yo..yoo…

Wassup guys?

Sorry banget kalo kelamaan post nya. 

Langsung aja baca deh ya? Soalnya lagi nggak mood ngomong pake banget..

 

HAHA

 

 

Enjooooooy!!!

 


@aurorarrs

 


----------Because of You ~ Part 6----------

 

'I said, LET HER GO!!' -teriak Farrell sekali lagi


Tiger tetap tak bergeming, dekapannya pada Princess semakin menguat, sorot matanya masih memandang tajam Farrell, sampai akhirnya lirih Princess menyadarkan amarahnya.


'Tiger... Tiger please lepasin gue...' -ucap Princess lemah


Princess memandang Tiger dengan tatapan matanya yg lelah dan nyaris menyerah. Namun dibalik itu semua, sorot matanya yg lain terlihat jujur, Ia tak mau Tiger melepas pelukannya.

Sorot mata Princess yg lemah merupakan salah satu kelemahan Tiger akan dirinya. Akhirnya, dengan berat hati, Tiger melepas dekapannya perlahan yg kemudian kembali membalas tatapan Princess. Sekali lagi, biru langit bertemu dengan cokelat madu. Princess tertegun sesaat.


'Please Tiger.. Please jangan siksa gue kaya gini... Berhenti siksa gue dengan tatapan ini Tiger....' -batin Princess bergetar


'Bilang ke gua sekali lagi Princess.. Bilang sama gua, kalo lo gak nyaman dengan keberadaan gua disini, dengan lo yg ada di dekapan gua seperti sekarang ini. Bilang Princess..' -tanya Tiger serius


Princess menggigit bibirnya pelan. Perasaannya kembali kacau. Ia mencoba mengedarkan pandangannya untuk menghindari sorot mata Tiger, diimbangi dengan katup bibirnya yg tak kuasa membuka suara.

Tiger. Ia tak pernah sedetik pun memalingkan tatapannya dari wajah Princess. Jantungnya berdetak hebat, tubuhnya sedikit gemetar, menanti apa yg akan dikatakan oleh Princess.

Hingga akhirnya, dengan nafas yg kini serasa tinggal di ujung, Princess memberanikan diri menatap Tiger, dan berkata :


'Gue bilang lepasin gue Tiger. Lepas---'

'Tapi Princess---' -potong Tiger


----------PLAK----------


Tiger terdiam. Perasaannya hancur. Menatap nanar lantai dengan rasa tak percaya. Satu tamparan keras melayang dengan pendaratan yg sempurna di pipi kanannya.


'LO ITU TULI ATAU APA? GUE BILANG LEPASIN GUE TIGER!!! LEPASIN GUE!!!!' –bentak Princess yg dibarengi dengan tangisnya yg pecah


Tiger masih terdiam tak percaya. Ia masih bisa mendengar nafas Princess yg berat, diikuti dengan isak tangisan kecil dihadapannya. Hingga sebuah suara menyadarkan keberadaannya.


'Kamu dengar apa permintaan Princess barusan? Let her go!!' -ucap Farrell geram sembari menarik Princess menjauh dan membopohnya duduk di kursi roda

'Lebih baik sekarang anda pergi dari sini. Keberadaan anda sangat mengganggu Princess. Silahkan keluar!!' -ujar Farrell dingin


Kali ini kesabaran Tiger sudah habis. Seluruh amarah-nya meronta-ronta ingin meledakan bom atom tepat di wajah pria yg berani merebut Princess dari dekapannya.



'Lo itu siapa, hah?! Harusnya lo yg pergi! Lo gak berhak buat ngusir gua!! Gua, Tiger Antonio, amat sangat berhak untuk berada disini!! Gua sayang sama Princess, begitupun sebaliknya! Maka itu udah merupakan kewajiban gua buat ada disini! Lo camkan itu baik-baik!!' -bentak Tiger geram sambil menarik kerah kemeja Farrell

'Cukup Tiger... Farrell.. Please...' -isak Princess lemah mencoba melerai keduanya

'For your information, I’m Princess’ Personal Doctor! I'm the one who handle all her needs while she is in here. Her comfort and safety are my responsibility, and if there werebloody person who interfere my patient, I won’t hesitate to kick them out! Especially you!!!' -jelas Farrell

'Lo gak usah banyak omong!!!!‘


----------SLAP----------


Sebuah pukulan keras menghantam tepat di wajah Farrell.


'TIGER!!!!! GUE BILANG CUKUP YA CUKUP!!!!' -isak Princess yg akhirnya meledak

 

Farrell tergelincir ke bibir lantai, seketika darah mengucur deras dari lubang hidungnya.

 

'Oh my to the God Farrell.. Lo gak apa-apa kan? Astaga... Hidung lo… Hidung lo berdarah!! Kita harus---'

'Jengki!!! Woooy!! Hosh...hosh... Enak banget lo maen ninggalin gue sama ini orang Papua satu!! Hosh..hosh... Eh? Astaga Princess?! Lo kenapa? Itu.. Kenapa dia bisa berdarah?' -cerocos Naomi yg segera menghampiri Princess

'Nom, lo gak usah banyak tanya. Mending sekarang lo bawa cowok lo ini keluar dari hadapan gue sekarang!!!!' -teriak Princess menggema

'Tapi Princess, gua masih mau berada disini, gua masih mau berada disisi lo Princess.. Please kasih gua---‘

'Enough!!! Lo gak denger apa ucapan gue barusan? Gue mau lo pergi dari hadapan gue sekarang juga!!!!'

'Nggak Princess, gua akan tetap disini. Gua---'

'Oke kalo itu mau lo, biar gue sama Farrell yg pergi!!! Ayo Rell, kita keluar aja sekarang. Gue gak sudi satu ruangan sama macan playboy macem dia!!'


Farrell mengangguk. Dengan darah yg masih mengalir deras dari rongga hidungnya, Ia berusaha mendorong kursi roda Princess keluar.

 

'Princess.. Lo mau kemana Princess...' -ujar Tiger yg berusaha mengejar Princess

 

'Jengki. No. Sekarang bukan saat yg tepat. Lo harus biarin Princess sendiri dulu. Pikirannya masih kacau karna kehadiran lo yg tiba-tiba ini. Please jangan lo kejar dia sekarang. -saran Naomi

'Naomi benar Pace. Ko jangan dulu gegabah. beri Mace Princess waktu Pace, saya b yakin Mace Princess menggila seperti tadi itu ada alasannya.' -tukas Pace yg tiba-tiba muncul di belakang Naomi

 

Tiger terdiam, mematung memandang kepergian Princess dan Farrell. Dadanya terasa sesak. Air mata masih terus mengalir deras dari pelupuk matanya. Batinnya mengamuk, namun Ia berusaha untuk tetap menjaga emosinya.

 

'Sekeras apapun dia mengelak, tapi sorot matanya tadi nggak bisa bohong. Princess masih sayang sama gua, Tomat. Gua akan buat Princess balik lagi ke tangan gua. Lo liat aja nanti.' -geram Tiger sambil mengepalkan tangannya yg kemudian berlalu

'Pace.. Ko mo kemana toh? Tunggu beta ee...' -teriak Pace yg berusaha mengejar Tiger 

Naomi menghela nafasnya, kemudian mengikuti langkah Tiger dan Pace keluar ruangan dan berbelok untuk menemui Melati.

 

-----Taman Belakang RS Siloam-----

 

'Udah kita disini dulu aja.' -ujar Princess menyuruh Farrell untuk menghentikan kursi rodanya

'Iya Princess.' -balas Farrell sembari duduk pada salah satu bangku taman 

'Hhh... Hhhsss..' -gumam Farrell menahan perih luka di hidungnya

'Hidung lo masih sakit? Sini biar gue obat--'

'No, you don't have to. I can do it by myself.' -sela Farrell

'Yeee, gue cuma mau berniat baik buat nolongin lo! Terserah lo aja!' -balas Princess ketus

 

Farrell terdiam, kemudian sesekali memandang Princess yg terlihat kesal. Terjadi keheningan disana. Farrell masih sibuk menahan rasa sakit pada hidungnya, sedangkan Princess.. Tanpa sadar bulir air mata mengalir deras di wajahnya.

 

'Are you crying?' -tanya Farrell yg kembali menyadarkan suasana 

‘Nggak.' -jawab Princess datar sambil menyeka air matanya

'Kalau memang dengan menangis itu bisa membuat perasaan kamu menjadi sedikit lebih lega dan tenang, lebih baik kamu lepaskan, tidak usah berpura-pura untuk---' 

'Well to the well well well… Kalo lo gak tau apa-apa lebih baik lo diem dan gak usah banyak komentar!' -bentak Princess dengan suara sedikit tercekat

 

Farrell kembali terdiam. Princess boleh saja marah dan memaki dirinya seperti tadi, tetapi sorot matanya mengatakan hal lain.

 

‘Ngomong-ngomong, saya baru pertama kali melihat pria tadi menjenguk kamu, Princess. Ia juga terlihat sangat khawatir saat bertemu denganmu, apalagi melihat kondisi kamu sekarang. Sepertinya dia tulus ingin berada disisi kamu.’ –ujar Farrell

 

Princess masih tak bergeming, pandangannya terfokus kepada salah satu pasien wanita lain yg berada di ujung taman, duduk bersama teman pria nya yg sibuk bersenda gurau dengannya. Lagi-lagi, air mata Princess menetes. 

 

‘Tiger...  Dia bukan siapa-siapa . Dia cuma masa lalu gue. Dia itu cuma mimpi buruk yg selalu menghantui setiap detik dalam hidup gue. Mimpi yg sampai sekarang, gue pun nggak tau lagi gimana caranya agar bisa lepas dari bayang-bayang gue.’

‘Dia terlihat sangat berperan penting buat kamu, eh? Lalu kenapa kamu tadi mengusirnya? Apa hubungan kalian sedang kurang baik?’ –tanya Farrell lagi

‘Kita udah putus. Seminggu yg lalu dia jadian sama cewek lain di hari ulang tahunnya, dan dia ngelakuin itu tepat di depan mata gue.’

‘So, he is your ex? Then, how could you both--’

‘Dia bohongin gue. Bohong dengan berpura-pura buta untuk dapetin gue balik.. Kesalahan terbesar yg udah dia lakuin...' 

‘Tapi.. bukannya dia melakukan semua itu demi kamu? Untuk mendapatkan kamu kembali?’

‘Buat gue, kejujuran adalah hal yg paling penting dalam suatu hubungan. Kalo lo emang sayang sama seseorang, lo harusnya perjuangin dia. Usaha dan berjuang untuk dapetin cinta dia, dengan begitu effort lo untuk perjuangin cewek itu bakal keliatan, bukan ngelakuin hal konyol dengan cara berpura-pura buta untuk dapetin cinta.. That’s bullshit…..’

‘Lalu?’

‘Lalu ? Lalu ? Ha ha ha…. Lalu gue lumpuh!! Kecelakaan malam itu.. semuanya karena dia!! Dia udah buat gue hancur… buat gue kacau.. dengan dia nyatain cinta ke cewek itu. Sahabat gue sendiri!!! Tiger penyebab semuanya!! Dia yg udah buat gue cacat kayak sekarang.. Gue benci!!!!’ –erang Princess dibarengi dengan tangisnya yg kembali pecah

 

Farrell mematung dengan reaksi Princess. Melihat Princess menangis seperti itu, Ia hanya berusaha utnuk tenang dan memberinya waktu untuk Princess meluapkan semua emosi yg bergejolak di dalam hatinya.

 

‘Princess.. Sikapnya yg sangat angkuh, sombong dan pemarah, itu semua hanyalah topeng. Jauh di dasar hatinya, Ia sangatlah rapuh.. Hatinya sangat terluka. Ia sebenarnya perempuan yg baik..’ –batin Farrell

 

‘Kamu masih mencintai Tiger?’ –tanya Farrell tiba-tiba


Sesaat Princess menghentikan tangisnya. Pandangannya tetap tertuju kepada pasangan yg berada di ujung taman tadi.

 

‘Sekuat apapun kebencian gue terhadap dia.. Sekuat apapun gue yakinin otak, hati, dan perasaan gue.. Ada satu ruang di sudut hati gue yg akan menolak semua itu,.. Kalo gue.. emang masih cinta sama Tiger.’

‘Seberapa besar kamu mencintai dia?


Dengan pandangannya yg masih terpaku kepada pasangan yg berada di ujung taman tadi, Princess tak bergeming, Ia memilih untuk menjawab satu persatu pertanyaan yg dilontarkan Farrell dengan mudahnya, seakan-akan dirinya sedang menceritakan keluh kesahnya kepada Jojo, Boneka Beruang yg sudah menjadi sahabatnya sejak Ia masih kecil.


‘Cuma satu.’

‘Apa itu?’

‘Tiger.. Dia nafas gue.. ‘

 

----------Kemudian Hening----------

 

‘Oh my to the God!! Gue ngomong apaan barusan?! Astaga Princess… jangan bilang dari tadi itu lo curhat ke cowok rese ini?? Oh my God………………’ –batin Princess getir

‘So, gimana sekarang perasaan kamu? Sudah sedikit lega?’ –tanya Farrell yg menyadari gelagat Princess yg mulai kembali normal 

‘Lumayan. Tapi satu hal!! Untuk semua hal yg tadi keluar dari mulut gue, please just keep it. Tolong jangan sampe lo kasih tau tentang hal itu ke siapapun… terutama Tiger.’ –ujar Princess sambil menatap Farrel serius

‘Well, okay. Itu sudah kewajiban saya sebagai dokter, untuk menjaga kerahasiaan dari pasiennya.’ –balas Farrell lembut

‘That’s good. Btw, thanks ya lo udah mau dengerin keluh kesah gue ini.’ –ujar Princess datar

‘It’s ok---‘

‘Inget! Lo gak usah ke- GR-an dulu!! Jangan lo berharap karena kejadian ini gue bakalan bersikap baik sama lo, NGGAK AKAN!! Satu hal lagi, ini adalah kali terakhir gue cerita banyak tentang kehidupan gue. Ngerti lo?!!’

‘Understood…’ –jawab Farrell lembut

‘Yaudah, gue capek. Gue mau istirahat. Cepetan anterin gue balik ke kamar!!’ –perintah Princess

  

Farrell tertawa kecil melihat tingkah Princess yg sudah terlihat kembali normal dengan gaya angkuhnya itu. Ia terlihat senang juga dengan kondisi Princess yg mulai stabil dari kegalauannya tadi. Dengan senyum yg masih merekah diwajahnya, Ia bergegas mendorong kursi roda Princess kembali ke kamar. Namun, sebuah rencana terlintas dalam benaknya.

 

‘She is.. Kenapa setiap kali aku melihat gadis ini aku selalu.... Ah, sudahlah Farrell.. Sekarang, hal yg harus kamu lakukan adalah merawat Princess hingga Dokter Reza kembali. Tiger. Pria itu... mungkin aku harus bertemu dengannya nanti. Ya, harus.. ' -batin Farrell dalam hati seraya kembali membawa Princess ke kamarnya




#Bersambung pada Part 7#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar